Ketika semasa bayi, semasa kecil sungguh hangat dirasa kasih
sayang dari kedua orang tua. Lembut belaian kasih seorang ibu, merasakan kasih
sayang ayah. Sungguh indah masa itu. Saat kecil selalu bilang aku sayang kedua
orang tuaku. Kelak waktu membiarkan kau timbuh menjadi dewasa. Namun masih
bernaung denngan orang tua mu.
Kini
kau berubah, dulu semasa kecil kau slalu berkata “aku sayang ayah dan ibu” tapi
kini? Sedikit saja kamu dimarahi mereka, langsung saja kau selalu salah
mengartikan kemarahan mereka. Kau anggap mereka membencimu, kau salah. Mereka
marah karena mereka sayang pada mu. Peduli pada mu. Tapi amarah dan ego mu,
menganggap mereka benci kepada mu.
Saat
itu, kamu mulai berani menyacati mereka. Tak hanya di depan mereka kau menyacati.
Namun didepan umum kamu berani menyacati mereka? apa kau tak kasihan melihat
mereka yang semakin tua, semakin renta. Namun masih berusaha untuk mu, tapi
malah kau cacati? Koreksi dirimu sendiri, barangkali kesalahan ada pada mu. Dan
mereka kedua orang tua mu marah, hanya ingin membenarkan kesalahan mu.
Bayangkan
saja, bila ketika kamu pergi lalu pulang-pulang ada bendera putih dirumah mu,
salah satu orang tua mu terbaring dengan kain putih pakaian terakhir? Kamu
belum sempat meminta maaf padanya? Apa kamu tak menyesal menyacati mereka?
bahkan cacatan mu untuk mereka kamu sebarkan dalam dunia maya? Apa kamu tak
menyesal?
Rubahlah
cara pandang mu terhadap kemarahan mereka, dalam hati mereka pasti tumbuh luka
saat kau menyacatinya. Mulailah berbakti kepadanya, maka kasih sayang semasa
kecil akan kamu rasakan pula dimasa-masa berikutnya. Berbakti kepeda mereka
adalah salah satu alan mu menuju surga.